Kamis, 22 Oktober 2015

Surat Cinta untuk Anak-anakku







Kudus, 6 Oktober 2015
Teruntuk anak-anak Ibu tercinta
Kelas VII A

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah tiada hentinya Ibu ucapkan. Atas nikmat berupa kesempatan yang luar biasa ini. Nikmat-Nya yang mempertemukan Ibu dengan kalian J. Anak-anakku, apa kabar kalian? Tentu saat ini, detik ini, keadaan kalian sungguh jauh berbeda dengan saat kali pertama bertemu Ibu. Ibu yakin, telah banyak perubahan yang ada dalam diri kalian. Tentu perubahan yang lebih baik J.
Anak-anakku, saat kali pertama Ibu masuk di kelas kalian, ada rasa bahagia yang tak dapat Ibu lukiskan. Bagaimana tidak? Allah mengizinkan Ibu untuk belajar bersama kalian, kelas VII A. Kelas yang berbeda dari yang lain. Kelas favorit yang sudah tentu berisi anak-anak yang memiliki kemampaun luar biasa. Dan benar, kalian memang luar biasa. Terbukti dari nilai-nilai tugas dan nilai ulangan bahasa Indonesia kalian yang hampir selalu di atas rata-rata. Belajar bersama kalian terasa sangat menyenangkan bagi Ibu. Antusias kalian, perhatian kalian, canda tawa kalian, tentu akan menjadi hal yang tak dapat Ibu lupa. 
Hampir tiga bulan berlalu Ibu habiskan untuk belajar bersama kalian. Tentu banyak cerita pula yang telah kalian uraikan untuk Ibu. Dan lagi, tentu tak dapat Ibu jabarkan satu per satu. Keramaian kalian saat jam pelajaran, rengekan kalian yang minta pulang atau istirahat saat kelas lain sudah istirahat atau pulang, dan tentu rengekan kalian untuk foto bersama J. Hmmmm.. tentu tak pernah Ibu lupa.
Anak-anakku, waktu terus berjalan dan tak mungkin bisa Ibu hentikan. Tiga bulan hampir berlalu, dan itu artinya perpisahan semakin dekat. Aaahh, tiba-tiba ada rasa berat yang hinggap di hati Ibu. Ya. Ibu harus berpisah dengan kalian, anak-anak Ibu tercinta. Entah kalian merasakan hal yang sama atau tidak J.
Anak-anakku, selama hampir tiga bulan kebersamaan kita, tentu barangkali banyak sekali ucap maupun tingkah laku Ibu yang kurang berkenan di hati kalian. Maka, sebelum hari perpisahan tiba, Ibu minta maaf atas segala kesalahan Ibu yang mungkin membuat hati kalian terganggu atau bahkan terluka. Untuk lisan yang mungkin pernah membuat kalian terluka, juga untuk tingkah yang mungkin membuat kalian terganggu atau kurang nyaman. Maaf jika kehadiran Ibu barangkali membuat kalian terganggu.
Anak-anakku, Ibu menyayangi kalian karena Allah, Insya Allah J. Meskipun Ibu belum menjadi ibu sungguhan dan juga guru sungguhan, tapi mulai kali pertama Ibu bertemu kalian, Ibu berjanji akan menyayangi dan mendidik kalian dengan sepenuh hati Ibu. Anak-anak Ibu yang harus Ibu didik dengan baik.
Anak-anakku, Ibu tak dapat memberikan barang-barang yang mahal sebagai kenang-kenangan dari Ibu untuk kalian. Hanya ilmu yang dapat Ibu tinggalkan untuk kalian. Karena kelak, ilmulah yang akan menemani kalian dimanapun kalian berada. Juga ilmulah yang nanti akan menjaga kalian. Semoga sedikit ilmu yang Ibu bagikan untuk kalian, akan berguna untuk kehidupan kalian saat ini maupun kelak.
Anak-anakku, mungkin waktu akan terus berlalu, membawa buih-buih pergi menjauh. Dan manusia hanyalah butiran pasir yang berserak di hamparan zaman, yang mengikuti kemana angin takdir berhembus. Mungkin waktu bisa melapukkan batu, membuat besi menjadi berkarat, mengubah dunia menjadi tidak seperti yang kita kira dan angankan. Perjalanan yang kalian tempuh menuju masa depan masih sangatlah panjang. Tentu akan banyak rintangan yang harus kalian hadapi. Ya. Tantangan yang harus dihadapi, bukan dilewati. Masih banyak mimpi-mimpi yang harus kalian wujudkan. Tentu dengan semangat dan kerja keras yang besar. Orang sukses, tidak dihasilkan dari perjuangan yang kecil, kemudian berhenti. Tetapi melalui perjuangan kecil yang terus berlanjut hingga menghasilkan sesuatu yang besar. Ketika kalian lengah, ingatlah bahwa di Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian perbatasan, banyak anak seusia kalian yang harus menempuh jarak yang panjang juga melewati derasnya arus sungai untuk belajar. Mereka tentu tak seberuntung kalian yang bisa bersekolah dengan nyaman, pulang pergi diantar orang tua, naik sepeda atau sepeda motor tanpa harus melewati jalan terjal, atau menggunakan telepon “pintar” (facebook, twitter, line, bbm, whatsapp) seperti kalian. Masih banyak teman-teman kalian yang membutuhkan tangan kalian. Maka mulai hari ini, berjanjilah untuk menjadi anak yang memiliki mimpi dan akan memperjuangkan mimpi-mimpi. Mimpi untuk membuat tanah tempat kalian berpijak menjadi lebih baik dari saat ini. Mimpi untuk membuat teman-teman kalian di Indonesia bagian lain, merasakan kenyamanan yang kalian rasakan saat ini.
Anak-anakku, jadilah orang yang cerdas dan memiliki hati yang bersih. Bagi yang muslim, salat lima waktu dan membaca Al Qur’an jangan pernah kalian tinggalkan. Dan bagi yang non muslim, rajinlah sembahyang sesuai yang diperintahkan agama masing-masing. Selalu libatkan Allah dalam setiap mimpi dan kerja keras kalian. Selalu minta restu orang tua, terutama Ibu untuk menapaki perjuanganmu. Bermimpilah, maka Allah akan memeluk mimpi-mimpi kalian. Belajarlah dimanapun, kapanpun, dan dari siapa pun. Lakukan semua aktivitas kalian dari hati dan dengan hati agar tak terasa berat. Mulailah bermimpi, mewujudkan mimpi, dan bermanfaat untuk orang lain. Dan jangan pernah lupa untuk bersyukur pada Allah. Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya. Indonesia menanti prestasi, karya, juga aksi kalian. Ibu tunggu karya-karya dan perstasi-prestasi kalian J.
Long life education! Figthting! Do the best and get the best! Make your dreams be come true! You’re can! J
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bertemu kalian adalah kado terindah dari Allah untuk Ibu. Semoga Allah mengizinkan pertemuan-pertemuan berikutnya untuk kita, suatu hari nanti. Insya Allah J.
Puput, Ammar, Anisa, Arvia, Daffa, Bintang, Ama, Didik, Erna, Nino, Iin, Ilham, Laras, Leni, Fadlil, Ulum, Fiko, Habib, Lutfi, Muthia, Mutiara, Muzaqi, Nofi, Yayan, Reni, Ricky, Risqi, Silvia, Fanya, Tiyo, Vera, Sari, Zahra, Rissa.


Yang akan selalu merindukan kalian,



Bu Nurul Khomariyah
PPL Bahasa Indonesia Unnes 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar