Kudus, 6 Oktober
2015
Teruntuk anak-anak
Ibu tercinta
Kelas VII A
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah tiada hentinya
Ibu ucapkan. Atas nikmat berupa kesempatan yang luar biasa ini. Nikmat-Nya yang
mempertemukan Ibu dengan kalian J.
Anak-anakku, apa kabar kalian? Tentu saat ini, detik ini, keadaan kalian
sungguh jauh berbeda dengan saat kali pertama bertemu Ibu. Ibu yakin, telah
banyak perubahan yang ada dalam diri kalian. Tentu perubahan yang lebih baik J.
Anak-anakku, saat kali pertama Ibu masuk
di kelas kalian, ada rasa bahagia yang tak dapat Ibu lukiskan. Bagaimana tidak?
Allah mengizinkan Ibu untuk belajar bersama kalian, kelas VII A. Kelas yang
berbeda dari yang lain. Kelas favorit yang sudah tentu berisi anak-anak yang memiliki
kemampaun luar biasa. Dan benar, kalian memang luar biasa. Terbukti dari
nilai-nilai tugas dan nilai ulangan bahasa Indonesia kalian yang hampir selalu
di atas rata-rata. Belajar bersama kalian terasa sangat menyenangkan bagi Ibu.
Antusias kalian, perhatian kalian, canda tawa kalian, tentu akan menjadi hal
yang tak dapat Ibu lupa.
Hampir tiga bulan berlalu Ibu habiskan
untuk belajar bersama kalian. Tentu banyak cerita pula yang telah kalian
uraikan untuk Ibu. Dan lagi, tentu tak dapat Ibu jabarkan satu per satu.
Keramaian kalian saat jam pelajaran, rengekan kalian yang minta pulang atau
istirahat saat kelas lain sudah istirahat atau pulang, dan tentu rengekan
kalian untuk foto bersama J. Hmmmm.. tentu
tak pernah Ibu lupa.
Anak-anakku, waktu terus berjalan dan
tak mungkin bisa Ibu hentikan. Tiga bulan hampir berlalu, dan itu artinya
perpisahan semakin dekat. Aaahh, tiba-tiba ada rasa berat yang hinggap di hati
Ibu. Ya. Ibu harus berpisah dengan kalian, anak-anak Ibu tercinta. Entah kalian
merasakan hal yang sama atau tidak J.
Anak-anakku, selama hampir tiga bulan
kebersamaan kita, tentu barangkali banyak sekali ucap maupun tingkah laku Ibu
yang kurang berkenan di hati kalian. Maka, sebelum hari perpisahan tiba, Ibu
minta maaf atas segala kesalahan Ibu yang mungkin membuat hati kalian terganggu
atau bahkan terluka. Untuk lisan yang mungkin pernah membuat kalian terluka,
juga untuk tingkah yang mungkin membuat kalian terganggu atau kurang nyaman.
Maaf jika kehadiran Ibu barangkali membuat kalian terganggu.
Anak-anakku, Ibu menyayangi kalian
karena Allah, Insya Allah J. Meskipun Ibu belum menjadi ibu
sungguhan dan juga guru sungguhan, tapi mulai kali pertama Ibu bertemu kalian,
Ibu berjanji akan menyayangi dan mendidik kalian dengan sepenuh hati Ibu. Anak-anak
Ibu yang harus Ibu didik dengan baik.
Anak-anakku, Ibu tak dapat memberikan
barang-barang yang mahal sebagai kenang-kenangan dari Ibu untuk kalian. Hanya
ilmu yang dapat Ibu tinggalkan untuk kalian. Karena kelak, ilmulah yang akan
menemani kalian dimanapun kalian berada. Juga ilmulah yang nanti akan menjaga
kalian. Semoga sedikit ilmu yang Ibu bagikan untuk kalian, akan berguna untuk
kehidupan kalian saat ini maupun kelak.
Anak-anakku, mungkin waktu akan terus
berlalu, membawa buih-buih pergi menjauh. Dan manusia hanyalah butiran pasir
yang berserak di hamparan zaman, yang mengikuti kemana angin takdir berhembus.
Mungkin waktu bisa melapukkan batu, membuat besi menjadi berkarat, mengubah
dunia menjadi tidak seperti yang kita kira dan angankan. Perjalanan yang kalian
tempuh menuju masa depan masih sangatlah panjang. Tentu akan banyak rintangan
yang harus kalian hadapi. Ya. Tantangan yang harus dihadapi, bukan dilewati.
Masih banyak mimpi-mimpi yang harus kalian wujudkan. Tentu dengan semangat dan
kerja keras yang besar. Orang sukses, tidak dihasilkan dari perjuangan yang
kecil, kemudian berhenti. Tetapi melalui perjuangan kecil yang terus berlanjut
hingga menghasilkan sesuatu yang besar. Ketika kalian lengah, ingatlah bahwa di
Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian perbatasan, banyak anak seusia
kalian yang harus menempuh jarak yang panjang juga melewati derasnya arus
sungai untuk belajar. Mereka tentu tak seberuntung kalian yang bisa bersekolah
dengan nyaman, pulang pergi diantar orang tua, naik sepeda atau sepeda motor
tanpa harus melewati jalan terjal, atau menggunakan telepon “pintar” (facebook,
twitter, line, bbm, whatsapp) seperti kalian. Masih banyak teman-teman kalian
yang membutuhkan tangan kalian. Maka mulai hari ini, berjanjilah untuk menjadi
anak yang memiliki mimpi dan akan memperjuangkan mimpi-mimpi. Mimpi untuk
membuat tanah tempat kalian berpijak menjadi lebih baik dari saat ini. Mimpi
untuk membuat teman-teman kalian di Indonesia bagian lain, merasakan kenyamanan
yang kalian rasakan saat ini.
Anak-anakku, jadilah orang yang cerdas
dan memiliki hati yang bersih. Bagi yang muslim, salat lima waktu dan membaca
Al Qur’an jangan pernah kalian tinggalkan. Dan bagi yang non muslim, rajinlah
sembahyang sesuai yang diperintahkan agama masing-masing. Selalu libatkan Allah
dalam setiap mimpi dan kerja keras kalian. Selalu minta restu orang tua,
terutama Ibu untuk menapaki perjuanganmu. Bermimpilah, maka Allah akan memeluk
mimpi-mimpi kalian. Belajarlah dimanapun, kapanpun, dan dari siapa pun. Lakukan
semua aktivitas kalian dari hati dan dengan hati agar tak terasa berat.
Mulailah bermimpi, mewujudkan mimpi, dan bermanfaat untuk orang lain. Dan
jangan pernah lupa untuk bersyukur pada Allah. Hiduplah untuk memberi
sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya. Indonesia menanti
prestasi, karya, juga aksi kalian. Ibu tunggu karya-karya dan perstasi-prestasi
kalian J.
Long life
education! Figthting! Do the best and get the best! Make your dreams be come
true! You’re can! J
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Bertemu
kalian adalah kado terindah dari Allah untuk Ibu. Semoga Allah mengizinkan
pertemuan-pertemuan berikutnya untuk kita, suatu hari nanti. Insya Allah J.
Puput,
Ammar, Anisa, Arvia, Daffa, Bintang, Ama, Didik, Erna, Nino, Iin, Ilham, Laras,
Leni, Fadlil, Ulum, Fiko, Habib, Lutfi, Muthia, Mutiara, Muzaqi, Nofi, Yayan,
Reni, Ricky, Risqi, Silvia, Fanya, Tiyo, Vera, Sari, Zahra, Rissa.
Yang akan selalu
merindukan kalian,
Bu Nurul
Khomariyah
PPL Bahasa
Indonesia Unnes 2015