Keluarga Kecil Itu Tetap Ada
Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan Ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir
kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini
(Edcoustik: Sebiru Hari Ini)
15 Maret 2014
Satu
tekad yang besar mencoba untuk kita ukir. Mengucap janji bersama untuk keluarga
kecil kita. Saling mengeratkan genggaman dan saling menguatkan untuk
bersama-sama membangun ukhuwah dan menunaikan amanah dengan baik. Ya. Itu tekad
kita hari itu. Membangun semuanya dari nol. Meski kita tahu, tak semudah itu
untuk menyatukan visi dan misi. Tetapi tekad menjadi modal kita saat itu.
April, Mei 2014
Dua
bulan masa untuk ta’aruf dan tafahum bagi kita. Bukan sekadar
mengenal nama, alamat, tanggal lahir, alamat kos, ataupun sebagainya. Tetapi
lebih dari itu. Usaha yang lebih besar dari sekadar kata perkenalan (ta’aruf). Ya. Tafahum (saling memahami). Saling memahami karakter masing-masing adalah
hal yang penting bagi kita. Bagi kita, saling memahami adalah kunci dari
keharmonisan dan keutuhan keluarga kecil kita. Dua bulan kita berusaha
merajutnya. Pun juga kita rajut dari nol. Tak mudah memang. Tetapi lagi-lagi
janji dan tekad kita bulan Maret lalu mengalahkan semuanya. Kita berhasil
membangun keluarga kecil ini untuk menjadi keluarga yang harmonis dan utuh.
Juli 2014
Ramadan
yang jatuh pada bulan ini adalah sebuah berkah dan juga pertanda bagi kita.
Pertanda bahwa ukhuwah dan keluarga yang kita rajut dua bulan lalu telah menuai
hasil. Cakram. Ialah agenda yang menjadi bukti bahwa keluarga kita harmonis dan
utuh. Bahu-membahu, saling menyemangati adalah modal kita untuk keharmonisan
dan kesuksesan agenda keluarga kita. Ah, suatu kebahagiaan yang entah aku sendiri
tak dapat melukiskannya. Tentunya kau juga merasakannya, bukan? ^_^
Agustus 2014
Inilah
agenda terbesar kita yang kedua. Simaba. Kita mencoba membuat sebuah film
pendek Islami untuk kita suguhkan dalam agenda terbesar kita saat itu. Ya.
Meski di bulan ini, keluarga kita sudah mulai tak utuh dan harmonis lagi. Hmmm...
ternyata ada rasa sedih juga yang diam-diam menyelinap di hati.
September, Oktober, November,
Desember 2014
Tiga
bulan selanjutnya adalah saatnya kita merajut ukhuwah dan keharmonisan keluarga
kita kembali. Berat memang. Kita harus memulai dari nol lagi. Tapi, kita tak
pernah menyerah. Keakraban, serta agenda-agenda lain kita lakukan. Ya. Meski kenyataannya
keluarga kita tak bisa harmonis dan tak utuh lagi. Ah, sedih memang. Hmmm.. tiba-tiba
ada tanda tanya besar juga yang muncul di pikiranku. Tak utuh dan tak harmonis
lagi? Mungkinkah ini salahku? Mungkinkah aku yang belum bisa mempertahankan dan
menjaga keutuhan serta keharmonisan keluarga kecil kita? Mungkinkah akhir-akhir
ini aku yang kurang memberikan perhatian pada adik-adik dan juga teman-teman?
Ah, entahlah. Karena apa dan mengapa, semua terasa berbeda. Hambar. Satu hal
yang pasti, aku merasakan atmosfer yang berbeda saat itu. Bahkan di basecamp kita pun sudah tak banyak
keluarga kita yang berkunjung.
17 Januari 2015
Inilah
puncak dari kebersamaan kita. Inilah akhir dari cerita kita di episode ini.
Demisioner atau pembubaran pengurus. Entah harus bahagia atau sedih yang
kurasa. Bahagia, karena tanggung jawab dan amanah kita akan segera berakhir.
Dan sedih, karena harus berpisah dari keluarga kecil kita dan melanjutkan
amanah di episode dakwah kita selanjutnya. Memori satu tahun yang berhasil kita
lalui saat itu menjelma menjadi potongan-potongan kisah yang mungkin tak kan
terlupa dan selalu menghadirkan rindu. Mana mungkin bisa move on dari keluarga kecil kita? Kebersamaan kita? Canda tawa
kita? Susah senang kita? Ketika menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan
adik-adik adalah suatu kebahagiaan yang tak dapat terlukiskan. Membersamai
mereka setahun ini adalah sesuatu yang indah. Melihat setiap waktu perubahan
dan perkembangan mereka, serta proses metamorfosis yang mereka lalui. Semuanya
adalah hal yang luar biasa bagiku, dan enggan untuk kulewatkan begitu saja. Tentu
juga bagi kau, bukan? Dan kini, itu menjadi cerita dan kenangan bagi kita. Yang
selalu kuingat, keluarga kecil kita akan tetap ada, meski masa bakti kita telah
habis di sini. Cintaku untuk keluarga kecil ini, mungkin sama seperti cinta
kalian di keluarga kecil kita. Ya. Cinta itu akan tetap dan selalu ada. Tetapi
melanjutkan hidup di episode dakwah kita selanjutnya adalah hal yang harus kita
lalui dan harus kita tunaikan dengan baik. Karena memberikan yang terbaik untuk
jalan ini adalah sebuah keharusan. Itu bagiku. Dimana pun itu. Tentu bagi kau
juga, bukan? Dan kini, di episode dakwah kita saat ini, telah menunggu
kontribusi terbaik kita. Menunggu keringat-keringat kita, juga kerja-kerja kita
untuk agamaNya. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar