Selasa, 26 Mei 2015



Keluarga Kecil Itu Tetap Ada

Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan Ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini
(Edcoustik: Sebiru Hari Ini)

15 Maret 2014
Satu tekad yang besar mencoba untuk kita ukir. Mengucap janji bersama untuk keluarga kecil kita. Saling mengeratkan genggaman dan saling menguatkan untuk bersama-sama membangun ukhuwah dan menunaikan amanah dengan baik. Ya. Itu tekad kita hari itu. Membangun semuanya dari nol. Meski kita tahu, tak semudah itu untuk menyatukan visi dan misi. Tetapi tekad menjadi modal kita saat itu.
April, Mei 2014
Dua bulan masa untuk ta’aruf dan tafahum bagi kita. Bukan sekadar mengenal nama, alamat, tanggal lahir, alamat kos, ataupun sebagainya. Tetapi lebih dari itu. Usaha yang lebih besar dari sekadar kata perkenalan (ta’aruf). Ya. Tafahum (saling memahami). Saling memahami karakter masing-masing adalah hal yang penting bagi kita. Bagi kita, saling memahami adalah kunci dari keharmonisan dan keutuhan keluarga kecil kita. Dua bulan kita berusaha merajutnya. Pun juga kita rajut dari nol. Tak mudah memang. Tetapi lagi-lagi janji dan tekad kita bulan Maret lalu mengalahkan semuanya. Kita berhasil membangun keluarga kecil ini untuk menjadi keluarga yang harmonis dan utuh.
Juli 2014
Ramadan yang jatuh pada bulan ini adalah sebuah berkah dan juga pertanda bagi kita. Pertanda bahwa ukhuwah dan keluarga yang kita rajut dua bulan lalu telah menuai hasil. Cakram. Ialah agenda yang menjadi bukti bahwa keluarga kita harmonis dan utuh. Bahu-membahu, saling menyemangati adalah modal kita untuk keharmonisan dan kesuksesan agenda keluarga kita. Ah, suatu kebahagiaan yang entah aku sendiri tak dapat melukiskannya. Tentunya kau juga merasakannya, bukan? ^_^
Agustus 2014
Inilah agenda terbesar kita yang kedua. Simaba. Kita mencoba membuat sebuah film pendek Islami untuk kita suguhkan dalam agenda terbesar kita saat itu. Ya. Meski di bulan ini, keluarga kita sudah mulai tak utuh dan harmonis lagi. Hmmm... ternyata ada rasa sedih juga yang diam-diam menyelinap di hati.
September, Oktober, November, Desember 2014
Tiga bulan selanjutnya adalah saatnya kita merajut ukhuwah dan keharmonisan keluarga kita kembali. Berat memang. Kita harus memulai dari nol lagi. Tapi, kita tak pernah menyerah. Keakraban, serta agenda-agenda lain kita lakukan. Ya. Meski kenyataannya keluarga kita tak bisa harmonis dan tak utuh lagi. Ah, sedih memang. Hmmm.. tiba-tiba ada tanda tanya besar juga yang muncul di pikiranku. Tak utuh dan tak harmonis lagi? Mungkinkah ini salahku? Mungkinkah aku yang belum bisa mempertahankan dan menjaga keutuhan serta keharmonisan keluarga kecil kita? Mungkinkah akhir-akhir ini aku yang kurang memberikan perhatian pada adik-adik dan juga teman-teman? Ah, entahlah. Karena apa dan mengapa, semua terasa berbeda. Hambar. Satu hal yang pasti, aku merasakan atmosfer yang berbeda saat itu. Bahkan di basecamp kita pun sudah tak banyak keluarga kita yang berkunjung.
17 Januari 2015

Inilah puncak dari kebersamaan kita. Inilah akhir dari cerita kita di episode ini. Demisioner atau pembubaran pengurus. Entah harus bahagia atau sedih yang kurasa. Bahagia, karena tanggung jawab dan amanah kita akan segera berakhir. Dan sedih, karena harus berpisah dari keluarga kecil kita dan melanjutkan amanah di episode dakwah kita selanjutnya. Memori satu tahun yang berhasil kita lalui saat itu menjelma menjadi potongan-potongan kisah yang mungkin tak kan terlupa dan selalu menghadirkan rindu. Mana mungkin bisa move on dari keluarga kecil kita? Kebersamaan kita? Canda tawa kita? Susah senang kita? Ketika menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan adik-adik adalah suatu kebahagiaan yang tak dapat terlukiskan. Membersamai mereka setahun ini adalah sesuatu yang indah. Melihat setiap waktu perubahan dan perkembangan mereka, serta proses metamorfosis yang mereka lalui. Semuanya adalah hal yang luar biasa bagiku, dan enggan untuk kulewatkan begitu saja. Tentu juga bagi kau, bukan? Dan kini, itu menjadi cerita dan kenangan bagi kita. Yang selalu kuingat, keluarga kecil kita akan tetap ada, meski masa bakti kita telah habis di sini. Cintaku untuk keluarga kecil ini, mungkin sama seperti cinta kalian di keluarga kecil kita. Ya. Cinta itu akan tetap dan selalu ada. Tetapi melanjutkan hidup di episode dakwah kita selanjutnya adalah hal yang harus kita lalui dan harus kita tunaikan dengan baik. Karena memberikan yang terbaik untuk jalan ini adalah sebuah keharusan. Itu bagiku. Dimana pun itu. Tentu bagi kau juga, bukan? Dan kini, di episode dakwah kita saat ini, telah menunggu kontribusi terbaik kita. Menunggu keringat-keringat kita, juga kerja-kerja kita untuk agamaNya. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar